Kapan Menikah ?
Kapan Menikah ?
Kata-kata kaya gini, terkadang sering terucap dari teman-teman kita yang sudah menikah. memang sih terkadang agak mengganggu sekali terlebih kalau kita sudah punya pacar dan menjalaninya memang cukup lama tapi belum segera di sahkan ke KUA. cerita real ini pernah dirasakan oleh pacar saya. yang terkadang sering sekali mendengar kata-kata ajakan seperti "Kapan Menikah?". mungkin kalau ditanya seperti itu, pacar saya hanya bisa tertawa dan tersenyum dan berkata "Nanti".
Umur kami baru menginjak 20 tahun. Tapi pertanyaan-pertanyaan terkait dengan menikah selalu ada. kalau saya sih gak ambil pusing dengan pertanyaan tersebut. yang menjadi pusing dan galau adalah ketika orangtua si doi, mulai merencanakan pernikahan untuk anaknya disaat saya masih sayang sama pacar saya #Perjodohan gitu.
Ini yang saya mau bahas. terkadang adat kebiasaan yang ada dibeberapa daerah itu seperti ini Anak perempuan yang baru menginjak 16 sampai dengan 20 sepertinya orangtua si wanita pengen banget cepet-cepet dinikahkan kepada laki-laki pilihan orangtuanya. terkadang disinilah bentuk ketidak adilan baik itu kepada si anak (karena merasa dipaksa menikah) maupun pacar (yang masih kuliah, dan belum siap menikah). Coba kita lihat disekitar kita, kalau ditempat saya, sudah banyak teman-teman masa SMA saya yang sudah menikah. Padahal usianya dan persiapan dari kedua mempelai pun masih minim. baik secara Finansial ataupun Fisik. Kalau kita lihat di BKKN Umur yang baik untuk dapat menikah itu sekitar 21 tahun keatas. mengapa demikian, karena umur segitu udah matang dan alat reproduksinya telah siap untuk dibuahi. nah bayangin deh sama realita yang ada. sudah berapa banyak rekan-rekan kita yang nikah diusia dini sudah menikah. lalu bagaimana ketika dia sedang hamil dan nantinya akan melahirkan anak ??? tentu resikonya sangat tinggi. bisa menyebabkan kematian pada ibunya, bukankah bahaya ?
Lalu masalah finansial, terkadang calon bapak-bapak yang masih muda nih. untuk kebutuhan sehari-hari untuk pribadi aja masih kurang apalagi yang perokok. uang yang mestinya untuk biaya si anak untuk ditabung keperluan masa depannya harus terpotong demi sebungkus rokok. terkadang juga kita lagi asik-asiknya untuk hang out lalu, biaya untuk si anak terlupakan. ini realita hidup yang saya pribadi telah lihat. semua ini tentu terjadi karena persiapan untuk menikah dan memiliki anak belum benar-benar dalam keadaan siap. maka terjadilah hal seperti ini. tidak hanya itu kalau kita menikah diusia dini tentu secara Psychology kita belum bener-bener siap. nah, kalau misalnya keadaan 2 permasalah diatas terjadi ? ada kemungkinan. akan terjadi pertengkaran yang hebat antara suami dan istri, lalu bisa bercerai diusia muda. banyak nantinya Janda muda. terus meningkatnya angka perceraian. waduh-waduh, inilah hal yang tidak ingin kita harapkan.
Dalam keadaan seperti ini, tentu penyuluhan terkait dengan Usia pernikahan, Persiapan dalam pernikahan harus benar-benar dilakukan oleh Pemerintah kepada Masyarakat kita yang mayoritas tinggal di daerah perdesaan ataupun perkampungan. karena di daerah tersebut masih juga mempercayai "Banyak anak, banyak rezeki". hal seperti inilah, yang terkadang tidak sesuai dengan kemampuan keluarga, ketika anak banyak uang pun tak cukup untuk biaya hidup maka yang terjadi angka kemiskinan naik lagi. tidak hanya masalah "Banyak anak, banyak rezeki" akan tetapi pernikahan Usia Muda tanpa adanya persiapan yang matang. inilah kasus yang sering terjadi secara berulang-ulang. saya harap melalui tulisan ini. rekan-rekan bisa mengerti apa yang saya tulis.
Terimakasih
Orang tua di kampung pengen punya cucu cepat2... hehehehe
ReplyDeleteHehe iya ada kemungkinan seperti itu gan...
Deleteterimakasih udh berkunjungi diblog kami :)